Selasa, 19 Februari 2013

SEBAIK-BAIK PERMINTAAN ...

SEBAIK-BAIK PERMINTAAN ADALAH APA YANG ALLAH S.W.T TUNTUT DARIPADA KAMU.

Pada setiap ketika dan setiap keadaan pasti ada tuntutan Allah s.w.t terhadap kita yang kita berkewajipan menyempurnakannya. Pada ketika dan keadaan berkenaan yang paling baik kita mohonkan daripada Allah s.w.t adalah agar kita dapat menyempurnakan kewajipan tersebut. Setiap waktu, ruang, benda-benda serta kejadian yang mengisi waktu dan ruang itu merupakan ujian Allah s.w.t. Apa yang dimaksudkan dengan ujian adalah cobaan terhadap iman (tauhid). Waktu dan ruang serta isinya berperanan mengalihkan pandangan kita daripada tauhid kepada yang mengisi waktu dan ruang tersebut. Waktu dan ruang adalah dua keping besi tajam yang membentuk gunting, kerjanya memotong tali yang menghubungkan hamba dengan Allah s.w.t. Apabila tali itu putus, terlepaslah perhatian dari menyaksikan Rububiyah, maka terjadilah syirik. Apa saja yang berada di dalam waktu dan ruang yang menutup pandangan mata hati dari menyaksikan ketuhanan Allah s.w.t, adalah menjadi bahan yang disyirikkan dengan Allah s.w.t.

Anasir alam yang paling banyak mengisi waktu dan ruang adalah sebab musabab, memakai berbagai-bagai topeng, menggunakan berbagai-bagai nama dan menunggang berbagai-bagai jenis kenderaan, iaitu benda, kejadian dan suasana. Sebab musabab menguji iman kita, dan kita dituntut memelihara iman itu. Apabila kita menerima sebab musabab kita hendaklah tidak meletakkan keberkesanan terjadinya sesuatu hukum kepada sebab musabab. Apa juga yang berlaku adalah menurut tadbir Ilahi dan benda-benda alam yang membentuk sistem sebab musabab adalah alat yang mempamerkan hikmat kebijaksanaan peraturan dan perbuatan Allah s.w.t. Jangan dibiarkan sebab musabab memperlihatkan kekuatannya seolah-olah Allah s.w.t tidak ikut campur dalam urusannya. Kita bertanggungjawab menjaga iman kita agar tidak dihanyutkan oleh arus sebab musabab yang setiap detik singgah kepada kita. Terpelihara iman adalah yang sebaik-baik diminta. Paling utama diminta adalah terpelihara iman ketika dikeluarkan roh dari jasad.

Dalam perjalanan mempertahankan imannya seseorang itu akan silih berganti berhadapan dengan salah satu daripada empat keadaan: nikmat; bala; taat dan maksiat. Keempat-empat itu adalah alat untuk menguji iman. Dalam menghadapi ujian nikmat pohonlah kepada Allah s.w.t agar kita dapat mengikat nikmat tersebut dengan syukur. Apabila berhadapan dengan ujian bala, mengadulah kepada Allah s.w.t agar bala itu dihindarkan atau jika bala itu tidak mau pergi juga mintalah agar Dia menguatkan kita dengan kesabaran dan seterusnya mintalah agar Allah s.w.t mententeramkan hati kita dengan reda. Apabila kita diberi kesempatan berbuat taat, ketahuilah ketaatan itu adalah karunia Allah s.w.t, karena kasih sayang dan rahmat-Nya kepada kita, bukan ketaatan terjadi karena jerih payah dan usaha kita. Jangan melihat amal sebagai hasil usaha kita tetapi hendaklah ia dilihat sebagai pemberian Allah s.w.t yang wajib disyukuri dan seharusnya kita merendah diri kepada-Nya. Apabila terjerumus melakukan maksiat pula, ketahuilah bahwa jika kita tidak peduli ke lembah kehancuran mana yang kita jatuh, maka Allah s.w.t juga tidak peduli di jurang mana kita binasa dan di neraka mana kita menanggung azab siksa. Jika tidak mau dibinasakan oleh Allah s.w.t dan disiksa dengan azab yang pedih, larilah kepada Allah s.w.t dengan meninggalkan lembah maksiat, bertaubatlah dengan sepenuh hati, sebenar-benar taubat.

Dalam mengajukan permintaan kepada Allah s.w.t yang perlu dilihat adalah diri sendiri, bukan apa yang diingini. Penting bagi seseorang mengenali dirinya dan menghisab dirinya. Cari di mana cacat dan kekurangan yang ada pada kita. Apa yang kurang minta Allah s.w.t supaya mencukupkan yang cacat ,minta Dia memberi dan menutupi. Apa saja yang datang adalah pemberian dari Allah s.w.t yang perlu kita renungi.Mohonlah bantuan Allah s.w.t agar dibukakan rahasia yang menyelubungi pemberian yang datang itu agar kita tidak tertipu oleh muslihatnya. Ingatlah semasa masih ada hayat, badan masih bisa bernafas, tidak lain yang patut dituntut melainkan tauhid! Berdoalah bersungguh-sungguh agar hidup kita diterangi oleh tauhid dan mati kita jua dalam keteguhan tauhid!

*Ainun Jariyah*.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar